Anjrahweb.com – Buat kamu yang penasaran, Artificial Intelligence Selain Chat GPT Apa saja? Yuk kita bahas.
Karena umumnya, orang-orang mendengar kata “AI” hari ini, yang langsung terbayang biasanya ChatGPT, deepseek, gemini, claude sonet, ya merek chatbot Ai pintar yang bisa diajak ngobrol lainnya.
Tapi kenyataannya, AI atau Artificial Intelligence jauh lebih luas dari itu.
Ibarat samudera, ChatGPT hanya setetes kecil dari semua kemungkinan besar yang bisa dilakukan oleh AI.
Artikel ini merupakan catatan belajarku untuk mengenal dunia AI secara utuh, tanpa harus jadi programmer.
Cukup dengan logika sederhana dan rasa ingin tahu yang jernih.
Alangkah Ringan Kerjaan Saya, Kalau Mesin Bisa Berfikir Sendiri
Kalau kita tarik ke belakang, sebenarnya AI itu tidak muncul tiba-tiba. Ia bukan seperti penemuan ajaib yang jatuh dari langit. AI lahir dari kesadaran manusia—dari keinginan sederhana yang tumbuh sejak lama:
“Bagaimana kalau mesin bisa berpikir? Bukankah hidup bisa jauh lebih mudah?”
Bayangkan dulu, manusia sudah sangat terbantu dengan mesin uap, mesin hitung, komputer. Tapi tetap saja semua itu masih harus dikendalikan manual. Lalu muncullah satu ide brilian:
Bagaimana kalau kita ajarkan mesin untuk belajar sendiri?
Bukan sekadar menjalankan perintah, tapi benar-benar bisa menganalisis, mengenali pola, bahkan membuat keputusan.
Dari sinilah jalan panjang itu dimulai. Mesin mulai dikenalkan pada data—karena data adalah bekal utama agar ia bisa “melihat” dunia. Dengan bantuan manusia, mesin dilatih membaca pola dari data itu. Proses ini dikenal dengan Machine Learning—sebuah cara untuk membuat mesin belajar dari pengalaman, layaknya manusia belajar dari pengalamannya sendiri.
Namun, pembelajaran biasa belum cukup. Maka muncullah pendekatan yang lebih dalam, yang disebut Deep Learning. Di sini, mesin tidak hanya belajar permukaan, tapi bisa menyerap pola yang lebih kompleks dan tersembunyi, melalui apa yang disebut jaringan saraf tiruan, meniru cara kerja otak manusia.
Lalu manusia kembali berpikir:
Kalau mesin bisa belajar, apakah ia bisa memahami bahasa kita? Bisa ngobrol? Bisa membantu kita dengan bahasa manusia sehari-hari?
Maka lahirlah cabang lain yang disebut Natural Language Processing (NLP)—sebuah teknologi yang mengajarkan mesin untuk memahami, memproses, dan menanggapi bahasa manusia.
Dari sanalah muncul entitas-entitas canggih seperti ChatGPT, Claude, Gemini, dan lainnya. Mereka bukan hanya bisa bicara, tapi bisa menjelaskan, menyusun argumen, bahkan menulis seperti manusia. Itu semua karena mereka dibangun di atas apa yang disebut Large Language Model (LLM)—model yang dilatih dari miliaran kata, kalimat, dan dokumen agar bisa merespons dengan pemahaman konteks yang dalam.
Jadi, ketika hari ini kamu berbicara dengan ChatGPT, kamu sebenarnya sedang bercakap dengan puncak dari sebuah perjalanan panjang. Perjalanan yang dimulai dari pertanyaan sederhana:
Bagaimana caranya mesin bisa berpikir?
AI sendiri Bukanlah Chat GPT Saja, Produk Sudah Ada AI Di Sekitar Kita
Meski hari ini banyak orang mengenal AI dari ChatGPT, kenyataannya Artificial Intelligence bukanlah ChatGPT saja. Bahkan, AI sudah lama hadir di sekitar kita—tanpa kita sadari.
“Kamu mungkin berpikir AI itu hanya sebatas chatbot pintar seperti ChatGPT, DeepSeek, atau Gemini. Tapi sebenarnya, ada banyak produk artificial intelligence selain ChatGPT yang diam-diam membantu kehidupan kita sehari-hari.”
Contohnya, ketika kamu membuka Google Maps, lalu aplikasi itu menyarankan rute tercepat dan memprediksi kemacetan—itu adalah kerja AI. Bukan sulap, tapi hasil dari algoritma machine learning yang belajar dari data lalu lintas, waktu tempuh, hingga kebiasaan pengguna.
Atau ketika kamu menerima email, dan spam otomatis terfilter tanpa kamu repot-repot klik apa-apa—itu juga AI selain ChatGPT yang bekerja di balik layar. Ia membaca pola dari jutaan email untuk membedakan yang asli dan yang spam.
Di dunia hiburan, AI beraksi secara halus di balik platform seperti Spotify dan YouTube. Saat kamu disodorkan lagu yang kamu suka atau video yang “kamu banget”, itu bukan kebetulan. Sistem di baliknya mempelajari preferensimu, lalu memberi rekomendasi secara cerdas.
“AI bukan hanya yang bisa diajak ngobrol. Banyak AI yang bekerja tanpa bicara, tapi kehadirannya terasa nyata dalam keputusan yang diambil sistem secara otomatis.”
Bahkan kamera smartphone kamu yang bisa deteksi wajah, mengatur pencahayaan otomatis, atau mengaktifkan mode malam, semuanya menggunakan teknologi AI—tanpa kamu harus tahu cara kerjanya.
Apa Itu AI dan Fungsinya?
Jadi, kalau kamu bertanya, apa itu AI dan apa fungsi AI jawabannya adalah bukan sekadar chatbot pintar.
Artificial Intelligence adalah sistem yang mampu belajar dari data, mengenali pola, lalu membuat keputusan.
Fungsinya menyebar luas: mulai dari transportasi, hiburan, perbankan, keamanan digital, sampai belanja online.
AI Selain ChatGPT yang Gratis dan Kamu Gunakan Setiap Hari
Dan ya, kalau kamu mencari AI selain ChatGPT yang gratis, sebenarnya kamu mungkin sudah menggunakannya setiap hari—tanpa kamu sadari.
Google Maps, filter spam Gmail, rekomendasi video TikTok, hingga voice typing di smartphone adalah contoh nyata penggunaan AI selain DeepSeek atau chatbot lain yang bisa diajak ngobrol.
“AI yang sesungguhnya tidak selalu punya wajah atau suara. Tapi dia ada di balik keputusan cerdas yang kamu nikmati hari ini—gratis, otomatis, dan seringkali akurat.”
Itulah mengapa penting untuk tidak menyempitkan pemahaman tentang AI hanya pada ChatGPT atau chatbot lainnya. Karena dunia AI jauh lebih luas dan punya potensi besar dalam memudahkan hidup kita.
Contoh Artificial Intelligence Selain ChatGPT di Dunia Nyata
Ketika kita bicara soal artificial intelligence selain ChatGPT, kita sedang membuka cakrawala luas di mana AI bekerja secara senyap tapi luar biasa efektif.
AI bukan hanya chatbot seperti ChatGPT, DeepSeek, atau Gemini.
Banyak AI lain yang tidak berbasis percakapan, tapi punya peran penting dalam sains, industri, transportasi, hingga musik dan seni.
Berikut ini contoh nyata AI yang bekerja di balik layar tanpa banyak sorotan:
AI untuk Deteksi Gambar Medis
- Google DeepMind – AlphaFold
AI ini memecahkan misteri struktur protein dalam biologi molekuler. Manfaatnya besar untuk riset kesehatan dan pengembangan obat. AlphaFold bukan chatbot, tapi sistem pembelajaran prediktif berbasis data biologis yang sangat kompleks. - Aidoc
Digunakan di rumah sakit untuk menganalisis hasil CT Scan dan MRI. AI ini mengenali pola visual pada citra medis untuk deteksi dini berbagai kondisi kritis. Ini adalah bentuk AI selain ChatGPT yang nyata dan menyelamatkan nyawa.
AI untuk Mobil Otonom
- Tesla Autopilot & FSD (Full Self-Driving)
Menggunakan AI berbasis computer vision dan sensor fusion untuk pengambilan keputusan mengemudi secara real-time. AI ini tidak berbicara, tapi justru mengambil keputusan kompleks dengan cepat dan presisi. - Waymo & Cruise
Mobil tanpa sopir dari Google (Waymo) dan General Motors (Cruise) menggunakan AI untuk navigasi, interaksi lalu lintas, serta keamanan penumpang — tidak ada GPT atau percakapan, tapi murni AI decision-making.
AI untuk Game dan Simulasi Dunia Nyata
- OpenAI Five (Dota 2)
Bukan chatbot. AI ini memainkan game strategi secara real-time melawan manusia dengan taktik yang terus belajar dan beradaptasi. Bukti nyata kecerdasan buatan dalam simulasi taktis. - DeepMind – AlphaStar (StarCraft II)
Menggunakan AI untuk strategi kompleks, pemahaman spasial, dan respon real-time di lingkungan game tingkat tinggi. Ini contoh AI selain DeepSeek yang luar biasa cerdas tanpa terlibat dalam obrolan apapun.
AI untuk Pabrik dan Rantai Pasok
- Seebo AI
Membantu industri meminimalkan pemborosan, memantau efisiensi energi, dan mendeteksi kerusakan mesin. AI ini aktif di balik operasional pabrik pintar yang efisien dan presisi tinggi. - FogHorn
Menggunakan teknologi edge computing untuk memproses data secara lokal di pabrik — bukan di cloud. Cocok untuk sistem yang butuh respon cepat tanpa koneksi internet stabil.
AI untuk Audio dan Musik
- AIVA
Komposer virtual yang menciptakan musik orisinal untuk film, video game, dan konten digital. AI ini tidak butuh prompt teks, melainkan belajar dari karya musik klasik dan modern. - Endel
Menghasilkan soundscape dinamis berdasarkan ritme biologis pengguna—membantu konsentrasi dan tidur lebih nyenyak. AI berbasis data fisiologis, bukan teks.
AI di Dunia Arsitektur dan Perencanaan Kota
- Spacemaker AI
Membantu arsitek merancang bangunan dengan mempertimbangkan cahaya, angin, dan ruang secara efisien. AI ini menganalisis data lingkungan untuk menghasilkan desain yang optimal. - TestFit.io
AI yang bisa menghitung layout bangunan secara otomatis berdasarkan batasan teknis dan komersial. Sangat membantu developer dalam membuat site plan real-time.
AI untuk Deteksi Penipuan Digital
- Feedzai
Menggunakan AI untuk mendeteksi aktivitas keuangan mencurigakan secara real-time. Cocok digunakan di sektor perbankan dan fintech. - Sift
AI yang menganalisis pola perilaku pengguna untuk mencegah penipuan login, pencurian akun, atau transaksi abnormal lainnya. Salah satu contoh AI yang aktif menjaga keamanan digitalmu.
AI untuk Menciptakan AI (AutoML)
- Google AutoML. Ini adalah bentuk AI paling unik: AI yang melatih dan membangun AI lain. Google AutoML memungkinkan organisasi membuat model AI sendiri dari nol, tanpa keahlian teknis mendalam. Bukan chatbot, tapi AI pencipta AI.
Jadi, kalau kamu selama ini hanya mengenal apa itu ChatGPT dan fungsinya, sekarang kamu tahu bahwa dunia AI jauh lebih luas. Banyak AI selain ChatGPT dan bahkan sudah ada di sekitar kita, bekerja tanpa kamu sadari.
Hal-Hal yang Terlihat Seperti AI, Tapi Sebenarnya Bukan AI
Di era digital sekarang, apa-apa yang kelihatan canggih sering dikira “AI”.
Padahal, nggak semua teknologi yang bergerak otomatis atau responsif itu termasuk Artificial Intelligence.
Karena AI bukan cuma soal otomatisasi, tapi soal kemampuan belajar, mengenali pola, dan mengambil keputusan sendiri dari data.
Yuk, kita bedakan beberapa hal yang mirip AI, tapi bukan AI secara definisi teknis:
1. Robot yang Bisa Jalan, Tapi Hanya Jalur Preset
Kalau ada robot di pameran yang bisa melaju lurus, belok kanan, lalu berhenti tepat di meja — jangan langsung dikira AI. Kalau semua gerakan itu sudah diprogram sebelumnya tanpa bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan situasi, maka itu cuma robot mekanik otomatis, bukan AI.
AI baru hadir kalau robot bisa beradaptasi, misalnya menghindari rintangan baru, mengenali siapa yang bicara, atau memutuskan sendiri arah terbaik berdasarkan sensor.
2. Lampu Otomatis di Rumah
Lampu kamar mandi yang menyala saat kamu masuk itu bukan AI. Ia hanya pakai sensor gerak, dan ketika ada deteksi objek, dia nyalakan listrik. Tidak ada proses belajar, tidak ada pengambilan keputusan.
AI baru masuk kalau lampu bisa belajar pola jam kamu biasa masuk kamar mandi, atau tahu kapan tidak perlu menyala karena ada cahaya matahari.
3. Internet of Things (IoT)
Banyak alat hari ini bisa “terhubung ke internet” — kulkas, AC, dispenser, bahkan rice cooker. Ini disebut IoT (Internet of Things). Tapi IoT bukan AI, kecuali perangkat tersebut mampu menganalisis data pengguna, membuat rekomendasi, atau mengambil keputusan sendiri dari waktu ke waktu.
Misalnya: kulkas yang kasih notifikasi susu habis = IoT. Tapi kulkas yang tahu pola konsumsi dan secara otomatis memasukkan daftar belanja ke aplikasi = AI + IoT.
4. Sensor-Sensor Canggih
Sensor suhu, kelembaban, tekanan udara, suara, atau cahaya hanyalah alat input. Mereka tidak cerdas, hanya mengirimkan data mentah.
AI baru terlibat jika ada sistem yang mengolah data itu, menemukan pola tertentu, lalu memberi respons adaptif.
5. Sistem Otomatisasi Rumah (Smart Home)
Banyak fitur smart home hari ini berbasis preset atau trigger sederhana. Misalnya, ketika suhu di bawah 22°C, AC mati otomatis. Atau saat pintu dibuka, lampu nyala.
Itu bukan AI, itu hanya otomasi berbasis aturan. Kalau sistemnya bisa belajar kapan kamu biasa tidur, kapan kamu bangun, dan menyesuaikan suhu atau cahaya tanpa disuruh, nah baru itu masuk kategori AI.
6. Aplikasi Reminder atau Alarm
Alarm pagi yang bunyi jam 5 karena kamu set semalam bukan AI. Itu cuma sistem waktu.
AI akan muncul kalau alarm bisa belajar dari pola tidurmu, mendeteksi kamu sedang berada di fase tidur ringan, lalu membangunkanmu di waktu paling nyaman.
7. Mesin Kasir atau Self-Checkout
Mesin yang bisa scan barang, hitung total, dan minta pembayaran = bukan AI.
Tapi kalau mesin bisa mengenali kamu sebagai pelanggan lama, memberikan diskon personal, atau menyarankan produk tambahan — itu barulah kombinasi antara data + kecerdasan buatan.
Intinya: Tidak Semua yang Otomatis Itu AI
Kita perlu bedakan:
- Otomatisasi = hanya menjalankan perintah tetap
- Sensor = hanya membaca kondisi
- IoT = hanya koneksi antar alat
- AI = mampu berpikir, belajar dari data, dan mengambil keputusan
Dengan pemahaman ini, kita jadi tidak mudah terkecoh oleh istilah pemasaran yang mengklaim produknya “AI-powered”, padahal sebenarnya cuma otomatisasi biasa yang dibungkus canggih.
Brand-Brand AI yang Hadir dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Berikut ini adalah daftar brand AI yang aktif digunakan dalam berbagai sektor kehidupan manusia.
Beberapa brand mungkin sudah tidak eksis, berganti nama, atau telah diakuisisi — kamu bisa cari informasi terbarunya secara mandiri melalui pencarian online.
Oke apa saja hal itu?
1. AI yang Bisa Bercakap-cakap (Large Language Model / LLM)
- ChatGPT dari OpenAI – chatbot serbaguna untuk menulis, menjawab, dan jadi asisten digital.
- Claude dari Anthropic – terkenal dengan pendekatan etis dan respons yang lebih hati-hati.
- Gemini dari Google – penerus Bard yang terintegrasi di Google Search dan Workspace.
- LLaMA dari Meta – model open-source sebagai pondasi eksperimen Meta (Facebook).
- DeepSeek AI – chatbot gratis populer di kalangan pengguna AI pemula.
2. AI untuk Memprediksi Penyakit
- IBM Watson Health – digunakan untuk diagnosis kanker dan data medis skala besar.
- PathAI – bantu dokter patologi menganalisis jaringan tubuh secara akurat.
- Tempus – prediksi pengobatan kanker berbasis data genomik pasien.
- Google Health – mendeteksi penyakit mata dan paru lewat gambar medis.
- Butterfly Network – perangkat USG portabel berbasis AI untuk smartphone.
3. AI untuk Prediksi Cuaca dan Iklim
- IBM The Weather Company – prediksi hiper-lokal dan pelacakan badai berbasis AI.
- ClimaCell (Tomorrow.io) – digunakan oleh maskapai dan pemerintah untuk prakiraan cuaca.
- Google DeepMind – GraphCast – prakiraan cuaca global berbasis AI.
- Microsoft AI for Earth – AI untuk prediksi cuaca dan dukungan proyek lingkungan.
4. AI untuk Lalu Lintas dan Smart City
- Alibaba City Brain – sistem manajemen lalu lintas di Hangzhou, China.
- Waycare Technologies – analisis lalu lintas dan prediksi kecelakaan di AS.
- Flow.ai (Bosch) – sistem lampu lalu lintas otomatis dan pemantauan jalan.
- BlueSignal – AI Korea untuk deteksi kecelakaan dan kepadatan jalan.
- Google Maps – memprediksi waktu tempuh dan rute tercepat real-time.
5. AI di Keuangan dan Perbankan
- Kensho – analisis pasar dan prediksi finansial.
- Upstart – pinjaman AI tanpa bergantung pada skor kredit tradisional.
- Zest AI – keputusan kredit yang lebih adil dan akurat.
- Darktrace – deteksi aktivitas mencurigakan dalam sistem keuangan.
- Kasisto – chatbot AI untuk layanan pelanggan perbankan.
6. AI di Pertanian
- John Deere See & Spray – semprotan pestisida selektif dengan kamera dan AI.
- Plantix – diagnosa penyakit tanaman lewat foto.
- IBM Watson Decision Platform – bantu petani menentukan waktu tanam dan panen.
- PEAT – Plantix – analisis visual tanaman dan tanah.
- Prospera – pemantauan tanaman jarak jauh secara real-time.
7. AI di Manufaktur dan Industri
- Siemens Industrial AI – pemantauan energi dan produksi di pabrik.
- SparkCognition – prediksi kerusakan mesin industri berat.
- Landing AI – deteksi cacat produk dengan visi komputer.
- GE Digital – Predix – predictive maintenance dan efisiensi pabrik.
- Falkonry – deteksi anomali produksi secara real-time.
8. AI di Dunia Pendidikan
- Khanmigo (Khan Academy) – tutor AI berbasis GPT.
- Socratic by Google – bantu siswa memahami soal secara visual.
- Century Tech – pembelajaran adaptif berbasis gaya belajar siswa.
- Carnegie Learning – pembelajaran matematika berbasis AI.
- Querium – panduan soal STEM dengan umpan balik AI.
9. AI di Keamanan Digital
- Darktrace – deteksi ancaman jaringan secara real-time.
- CrowdStrike Falcon – cegah malware dan ransomware.
- Vectra AI – deteksi serangan tersembunyi di jaringan.
- Symantec Endpoint Protection – pengenalan serangan berdasarkan pola.
- Microsoft Defender SmartScreen – deteksi phishing dan situs berbahaya.
10. AI untuk Video Editing dan Pembuatan Video
- Runway ML – video editing otomatis dan motion tracking.
- Pictory – ubah artikel menjadi video.
- Synthesia – buat video presenter dari teks.
- Descript – edit video/audio melalui teks.
- Adobe Sensei – AI di balik fitur otomatis Adobe.
- Lumen5 – konversi blog ke video animasi.
11. AI di Kuliner dan Bisnis FnB
- Plant Jammer – buat resep dari bahan yang ada di kulkas.
- DishGen – generator resep berdasarkan prompt pengguna.
- NotCo – pengganti daging dan susu dari tumbuhan.
- Chef Watson by IBM – eksplorasi kombinasi rasa baru dengan AI.
- Brightloom – rekomendasi menu berdasarkan data pelanggan.
- Domino’s Pizza AI Assistant – personalisasi pesanan dan estimasi waktu pengiriman.
12. AI di Dunia Kajian Islam
- Tarteel AI – bantu tilawah Al-Qur’an lewat pengenalan suara.
- Quran.com AI Search – pencarian ayat dan tafsir berbasis NLP.
- Hadith API (Zekr Project) – pencocokan kata, sanad, dan tema hadits.
- Bayyinah TV AI Tagging – penyusunan topik dari video kajian secara otomatis.
- IslamicBot – chatbot AI eksperimen untuk pertanyaan fiqih.
- AI Quran Recitation Detection – deteksi ayat via suara, bantu tunanetra.
Tentunya, kalau dirinci satu demi satu, tak pernah habis sebab dunia AI berkembang setiap hari. Ada AI yang kamu pakai dalam kerjaanmu sehari-hari tapi belum masuk daftar di atas? Infokan di kolom komentar, ya.
Kuasai AI di Bidangmu, Jadikan Dia Partnermu
Selepas membaca artikel ini di Anjrahweb.com, semoga kamu mulai melihat bahwa AI bukan sekadar ChatGPT atau teman ngobrol pintar di internet. Dunia artificial intelligence jauh lebih luas, lebih dalam, dan lebih hadir di sekitar kita daripada yang banyak orang bayangkan.
Dari kesehatan, pendidikan, pertanian, hingga dunia kajian Islam — AI perlahan-lahan masuk, bukan untuk menggantikan manusia, tapi untuk membantu manusia berpikir, bekerja, dan memutuskan dengan lebih baik.
AI bukan tren sesaat. Ia sedang membentuk masa depan. Karena itu, penting bagi kita untuk memahami AI di bidang kerja masing-masing. Entah kamu guru, pebisnis, teknisi, kreator, atau pengusaha rumah makan — AI bisa menjadi partner kerja digital yang luar biasa.
Bukan saingan, tapi asisten cerdas yang bantu membuat pekerjaanmu lebih cepat, lebih tepat, dan lebih efisien.
Semakin kamu kenal, semakin kamu tahu cara memanfaatkan. Karena di masa depan nanti, bukan yang paling pintar yang unggul, tapi yang paling cepat beradaptasi dengan kecerdasan baru yang akan memimpin.
Terus belajar, terus eksplorasi. Dan jangan lupa mampir ke artikel-artikel lain di Anjrahweb.com — karena belajar teknologi nggak harus bikin pusing, apalagi kalau ditemani rasa ingin tahu yang jernih.
Terima kasih
Anjrah Ari Susanto, S.Psi.
Follow my Tiktok
No comment yet, add your voice below!