Minggu ini saya belum nulis ya He he. Agak ringan boleh ya, kita bahas apa yang barusan aku selesai lakukan. Berlatih Menunggang Kuda Sesuai Standar Cara Berkuda Yang Baik yang di ajari oleh coach Jamaludin Effendi. Latihannya sih nggak jauh jauh amat dari rumahku, di lapangan desa belakang pesantren ibnu abbas klaten.
Ini momen pertama kalinya saya belajar berkuda. Bener bener wow melihat kuda yang standar buat pacuan kuda. Badannya tinggi tegap, tinggi, dan kesannya cakep sekali. Kebetulan kudanya ada dua bernama Luna dan Wafi.
Sesi awal berlatih menunggang kuda, kita diberikan briefing seputar dunia kuda. Ah saya belum tahu istilahnya. Beberapa point yang saya ingat yaitu:
- Kita dikenalkan kuda terdidik dengan kuda yang ‘biasa saja’, kuda terdidik kalau kita berhasil naik, dia diam saja
- Jenis jenis ‘pelana kuda’ ternyata kalau versi ‘pelana racing’ cara naiknnya pun beda
- Beberapa ragam ‘cara duduk di atas kuda’ menyesuaikan ‘kecepatan jalannya kuda’
- Cara memegang tali kendali kuda cara memanjangkan, memendekan tali.
- Memahami cara memerintah kuda berjalan maju. Berhenti, belok kanan dan kiri.
- Ya jelas, cara turun dari kuda. Abis turun jalan ke arah kepala kudanya yah. Buka ke arah ekor, kena tendang habis perkara hehe
Ah itu sih yang saya ingat. Saya keburu buru banget pengen bisa segera naik tapi hati campur galau, takut, juga grogi. Bayangkan ini kuda yang dipakai bukan kuda kuda yang ditempat wisata. Kuda beneran yang bahkan baru belum lama dipakai lomba beneran di arena pacuan kuda. Kalau dia lari bisa kecepatan 70-80 km/jam.
Dalam sesi belajar berkuda saya bersama dengan teman teman Coach Grounded. Coach Kusnadi Owner Ayam Geprek dan Ayam Pakuan, Coach Agus Ahmadi Owner Bebek Pak Ndut, juga sang pemilik kuda Coach Bambang Minarno Owner Bakso Tengkleng Mas Bambang. Coach bisnis yang sholeh sholeh dan insya Allah komitmen perjuangannya untuk islam yang luar biasa.
Berkuda, Bukan Kudanya saja yang Capek. Jokinya juga…
Ah semoga saya bisa istiqomah buat berlatih. Kata Ustadz Jamal sebagai pelatih, katanya hari pertama ini saya sudah punya progres yang baik. Cukup cepat menyerap pelajaran. Padahal… dalam hati saya hehe, gemeter, grogi mensinkronkan gerak badan saya dengan gerak Kuda sebagai ‘kepanjangan kaki saya’.
Sore ketika saya menulis ini, kaki badan masih pegal pegal. Berlatih menunggang kuda pacu gini benar benar melelahkan badan. Kita pegangan ke kudanya dengan kaki kita. Tangan fokus memegang kendali jalannya kuda serta badan harus berusaha diseimbangkan agar tidak jatuh.
Sayangnya belum punya sepatu buat berkudanya nih. Masih pakai sepatu booth biasa jadi kurang nyaman juga. Ada yang bisa kasih rekomendasi dimana bisa beli sepatu berkuda dari kulit yang bagus, nyaman, hemat? Saya mau dong di kasih tahu informasinya. Xixixi. Nah itulah pengalaman saya belajar berkuda di lapangan desa belakang Pesantren Ibnu Abbas Klaten, Jawa Tengah. Semoga bisa di seruput hikmahnya ya.
NB. Sesi latihan pertama ini, kudanya masih dikasih tali sekitar 10 meteran. Ujung tali dipegang oleh Ustadz Jamal. Ustadz jamal memberikan kode kepada kuda agar berjalan cepat, lambat, menyesuaikan materi pelajaran yang beliau berikan. Sesi awal ini hanya mengajarkan cara duduk dalam beberapa bentuk jalannya kuda. Latihan keseimbangan juga sih. Kapan waktu sy update perkembangan belajarnya ya, insya Allah.
No comment yet, add your voice below!