AnjrahWeb.Com – Ada yang penasaran tentang kisah bagaimana Cara Membuat Modul Pembelajaran Pelatihan PAZ Al Kasaw yang saya lakukan.
Insya Allah saya ceritakan dengan tujuan metode ini bisa anda gunakan guna membuat modul, menyusun ebook, dan materi pembelajaran lainnya
Bagi yang belum tau apa itu PAZ Al Kasaw, PAZ merupakan lifestyle baru bagi seorang muslim khususnya diarea gaya sehat dan pengobatan.
PAZ Al Kasaw sendiri merupakan konsep dan temuan dari Ustadz Haris Moedjahid Rahimahullah, saya sudah nulis sebelumnya baca saja Mengapa Saya Aktif Di Pengobatan Akhir Zaman atau langsung saja mampir dulu ke websitenya PAZindonesia.com ya.
Oke, Langsung Fokus Ke Cara Membuat Modul Pembelajaran
PAZ al kasaw sendiri itu sama sekali baru. Waktu tahun 2017an, literatur baik video, artikel, foto menenai paz itu belum ada. Pasalnya, ilmu paz baru di pegang oleh Ustadz Haris Sendiri Selaku Founder.
Beliau bercerita bahwa bertahun tahun beliau resah ingin segera punya banyak murid, beliau khawatir kalau ilmu dan temuannya nanti dibawa mati. Beliau takut kepada Allah mati membawa ilmu yang demikian besar manfaatnya bagi umat.
Sebenarnya akan simpel sekali cara membuat modul pelatihan manakala ada banyak literatur di google. Hanya saja, khusus PAZ ini sangat unik serta tidak ada yang sharing di google / youtube waktu itu.
Maka saya membuat rumus cara membuat modul pembelajaran ilmu paz Al Kasaw sebagai berikut:
Satu, melakukan observasi langsung bagaimana sih Ustadz Haris Moedjahid Rahimahullah (selanjutnya disingkat UHM) memberikan terapi kepada setiap pasien pasiennya. Observasi perdana ya di pelatihan PAZ Al Kasaw 9 – 10 Nopember 2018.
Saya lihat, saya catat. Saya perhatikan baik dari apa yang beliau presentasikan serta apa yang beliau terapkan kepada pasien pasiennya. Rekaman video pun dilihat berulang ulang.
Kebetulan saya pribadi sudah memiliki latar belakang pendidikan terapi teknik tradisional di dunia pertulangan. Bekal awal untuk mulai memahami dari sisi baru ilmu PAZ Al kasaw yang dibawa oleh UHM.
Dua, mempraktekkan ilmu dasar yang sudah di ajarkan bersama sesama teman teman alumni pelatihan pertama dalam lingkup keluarga.
Tiga, melakukan interview kepada alumni pelatihan paz yang pasiennya sudah banyak. Di sini saya mengambil data dan melakukan interview kepada mereka. Memeriksa apa ilmu yang ditangkap dari presentasi ustadz Haris di mereka.
Kalau sekarang di PAZ dikenal perintis ya. Saya lakukan wawancara ke mereka, apa yang mereka pahami tentang paz. Bagaimana mereka menterapi. Menanyakan alur jurus, diagnosa, dan hasil terapinya. Juga ke beberapa paztrooper lainnya.
Saat wawancara juga sekaligus guna mengkoreksi kepahaman diri, melakukan konfirmasi, apakah benar saya dalam memahami paz sendiri. Sampai kita buat peta pikiran mengenai apa yang ada di paz kemudian kita buatkan alur belajarnya.
Tentu interview paling utama adalah kepada founder PAZ sendiri yakni Ustadz Haris rahimahullah. Ada yang saya pikir begini, murid pikir begini, eh ternyata bukan itu yang di maksudkan. Maka diterangkan ulang sampai paham sesuai persepsi aslinya.
Empat, mengumpulkan semua data yang ada dan mulai merancang benang merahnya.
Membuat benang merah tentu tidak langsung jadi. Dibuat prototype, di edit, dihapus, bahkan bongkar total ketika keliru. Misalnya…
Saat menyusun modul pelatihan paz al kasaw, sempat terjebak di alur pemikiran keliru bahwa diagnosa itu berlevel level SD SMP SMA atas usulan salah satu alumni. Tapi, setelah di konfirmasi ulang, ke banyak praktisi paz juga kepada ustadz Haris. Level level demikian tidak tepat.
Sebab, pemeriksaan diagnosa adalah holistik, satu kesatuan yang utuh. Di berikan banyak pendekatan dalam mendiagnosa guna mengumpulkan data sebanyak banyaknya sehingga diakhirnya bisa mendapatkan kesimpulan yang tepat.
Mengapa dirangkum dalam banyak bentuk diagnosa, pengalaman lapangan, juga secara teori, kita temukan tiap masing masing kaidah pemeriksaan memiliki kelemahan. Menyadari hal tersebut, memeriksa pasien secara holistik dengan membandingkan banyak data itu keharusan.
Sekali lagi, dibuat peta pemikiran, setelah yakin dengan apa yang saya pahami. Saya buat versi saya. Di konfirmasikan lagi kepada teman teman yang banyak praktek paz al kasaw. Sudah tepat, atau ada masukan, disempurnakan. Konsultasi kemudian ke Ustadz Haris Rahimahullah selaku founder.
Mengapa tidak semua semua langsung di konfirmasikan ke Ustadz Haris, ini bagian dari proses saja sekaligus keterbatasan waktu beliau dalam pelayanan kepada umat.
Menjadi penulis harus banyak mendengar, melihat, banyak menggali dan bertanya kepada para praktisi, para pelaku, pengalaman praktek, juga kepada penemu ilmu. Jangan mudah terlalu larut / terjebak dalam asumsi dan perkiraan perkiraan yang dimaknai sendiri.
Tak jarang UHM juga memberikan koreksi ketika diperjalanan / saat diskusi diskusi. Maka hal tersebut semakin melengkapi materi modul pembelajaran. Di sini, ketika memang modul dibuat bukan atas karya cipta sendiri, kita sebagai penulis harus sering diskusi dengan foundernya.
Lima, Sebelum cetak, dilakukan koreksi ulang kepada founder juga kepada rekan rekan paztrooper senior. Dilakukan murojaah, dibaca ulang. Lalu dari tim editor melakukan proof reading dari sisi ejaan, tata letak, salah tulis. Selanjutnya menjalani proses cetak
Enam, Tidak selesai di cetak. Kita harus melakukan evaluasi apakah modul sudah enak dan mudah dipahami oleh yang belajar. Kita dengar masukan masukan dari user yang menggunakan modul.
Lakukan asesment dengan wawancara kepada user atau bisa melakukan kuesoner. Bisa memantau juga dari grup telegram / whatsapp para user yang memakai modul. Apa hal hal penting yang terlewat supaya bisa di masukan pada revisi modul berikutnya.
Kita juga mendengar dari tim pelatihan yang mengajarkan modul. Apakah sudah nyaman digunakan, atau ada masukan lain yang harus diperbaiki. Sejatinya, tak pernah selesai, terus dilakukan perbaikan perbaikan demi proses transfer hidayah ilmu dari founder ke pesertanya jadi lebih baik waktu ke waktu.
Demikian Cara Membuat Modul Pembelajaran Pelatihan PAZ Al Kasaw yang saya lakukan. Saya sendiri dulu sering membuat modul pelatihan atas skill internet marketing yang saya miliki.
Cara membuat modul pelatihan dari ilmu sendiri jauh lebih sederhana sebab ya teorinya teori kita sendiri. Bukan dalam rangka menyajikan pemikiran dan ilmu dari pihak lain yang kita tulis seutuh mungkin, seoriginal mungkin dari foundernya.
Ringkasnya:
- Pahami keluasan cakupan ilmu yang mau dimodulkan
- Pastikan modul sesuai dengan persepsi asli dari founder ilmunya
- Buat mapping benang merah alur terbaik agar mudah dipahami
- Lakukan test baca ke beberapa orang paham atau tidak apa yang kita tulis
- Meminta masukan sesama pelaku / praktisi ilmu yang kita tulis
- Bakukan jadikan kurikulum yang terus diperbaiki supaya mudah dipahami
Teknik menggali data dan memotret fenomena yang dipakai:
- Observasi
- Interview
- Diskusi
- Studi Kasus
- Studi Literatur Pembanding
- Kuisoner untuk menggali feedback
Sedikit Catatan Penting
Ketika kita diminta bantu menuliskan ‘pemikiran orang lain’. Dulu ada pengalaman rekan saya ‘membayar penulis’ untuk menuliskan pemikiran pemikirannya.
Namun kemudian berakhir kecewa. Tulisannya ‘hilang rasa’ dan ‘nilainya’ oleh si penulis itu sendiri
Mengapa demikian? Sebab ternyata, banyak pernyataan / perkataan asli dari pemilik ilmunya malah ditafsirkan ulang sama penulis. Sehingga ketika dibaca ulang oleh pemilik ilmu jadi aneh.
Katakanlah, membuat modul soal bisnis. Eh penulisnya sama sekali tidak paham bisnis. Maka bagaimana rasanya? Udah gitu ‘sotoy’ soal bisnis.
Itu juga yang sering terjadi dibuku buku terjemahan buku bisnis. Si penerjemah ‘tidak paham’ istilah istilah bisnis, maka hanya serasa ‘google translate’ yang dibukukan.
Maka, memang membutuhkan kompetensi yang tersendiri dalam membuat dan menyusun modul / buku. Detik ini saya niatkan menulis ilmu tentang paz maryam. Saya pun belanja banyak buku dan gali download literatur persalinan.
Semoga bermanfaat
No comment yet, add your voice below!